Minggu, 22 Januari 2012

Ilmu Kesejahteraan Sosial

Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial

a. Intervensi Pekerjaan Sosial

Intervensi Pekerjaan Sosial adalah aktivitas profesional Pekerjaan Sosial yang dikenakan/ditujukan kepada orang, baik secara individu, kelompok, maupun masyarakat, baik yang bersifat residual ataupun institusional,baik langsung maupun tidak langsung, baik preventif, kuratif-rehalibitatif, developmentatif-edukatif, maupun preventif, yang dilandasi oleh seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan, dan kode etik profesi.

Dalam intervensi ini terkandung berbagai aspek atau dimensi, seperti : bidang garapan, proses, prinsip, strategi, fungsi metode, dll

b. Pendekatan Pekerjaan Sosial

  • Dualistic Approach 
Pendekatan ini didasari asumsi bahwa "Masalah yang dihadapi manusia adalah hasil interaksi sosial manusia (penyandang masalah) dengan lingkungannya", oleh karena itu pemecahan masalah harus diawali dengan memandang manusia dan lingkungannya sekaligus, dan pemecahan masalah harus dilakukan terhadap penyandang masalah dan lingkungannya sekaligus.

  • Holistic Approach/Comprehensive Approach
Pendekatan ini didasari asumsi bahwa "Setiap masalah yang dihadapi manusia tidak pernah berdiri sendiri atau tunggal", artinya satu masalah selalu terkait dengan masalah lain atau mencakup beberapa aspek/dimensi manusia. Oleh karena itu pemecahan satu masalah harus diikuti dengan pemecahan masalah lain yg terkait atau menyeluruh atau secara luas.

Proses (Tahapan) Pelayanan

  • Asessesment
  • Plan Of Treatment
  • Evaluation
  • Termination
  • After Care
Prinsip-Prinsip Dasar Pekerjaan Sosial

  • Acceptance (Penerimaan)
Social Worker harus menerima klien apa adanya, siapapun dia.
  • Individualization (Individualisasi)
Social Worker harus mengarahkan aktivitas profesional agar klien mampu mengambil keputusan sendiri dengan sadar.
  • Nondjudgemental attitude (Sikap Tidak Menghakimi)
Social Worker tidak boleh memberi penilaian atas sikap dan ucapan klien/
  • Rationality (Rasionalitas)
Setiap pengambilan keputusan harus didasari pertimbangan rasional.
  • Emphaty (empati)
Social Worker harus mampu menempatkan diri pada sudut pandang klien.
  • Genuiness (Ketulusan/Kesungguhan)
Social Worker harus bersikap tulus/sungguh-sungguh dalam bersikap dan bertindak.
  • Impartiality (Kejujuran)
  • Confidentiality (Kerahasiaan)
Social Worker harus mampu menjaga kerahasiaan.
  • Self Awareness (Mawas Diri)
Social Worker harus menyadari kemampuan dan kelemahan yang ada pada dirinya


Metode-Metode Pekerjaan Sosial

  • Social Case Work
Metode yang digunakan untuk membantu memecahkan masalah klien secara perseorangan.
  • Social Group Work
Metode yang digunakan untuk membantu memecahkan masalah klien dengan menggunakan kelompok sebagai alat/media
  • Community Organizing/Community Development
Metode yang digunakan untuk membantu memecahkan masalah klien dengan basis kekuatan masyarakat.
  • Social Work Administration
Penyelenggaraan administrasi yang optimal, guna membantu pemecahan masalah klien agar lebih efektif dan efisien
  • Social Work Research
Penelitian-penelitian yang dilakukan guna mengembangkan konsep, metode, teknik, dll agar praktek pekerjaan sosial semakin berkembang, efektif dan efisien.

Pelayanan Sosial
  • Social services are comprised of individualized, direct, organized activities or case interventions that aim at helping an individual or collectivity adaption. Social services constitute and also provide needed resource to help improve social competencies, effect behavior and identify change, resolve adjutment problems. (Siporin,1975:7)
  • Social Service maybe interpreted as consisting of programs made available by other than market criteria to assure a basic level of health-education welfare provision to enhance communal living and individual functioning, to facilitate acces to service and institution generally, and to assist those in dificulty and need. (Alfred J.Khan, 1973:21)

Fokus Pekerjaan Sosial
  • Dalam membantu memecahkan masalah, aktivitas Pekerjaan Sosial difokuskan pada interaksi manusia dengan lingkungannya (Social relationship, human relationship, people interact with their environment) yaitu hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara manusia dengan lingkungannya.
  • Dalam membantu orang untuk mengembangkan "social functioningnya", aktivitas Pekerjaan Sosial difokuskan pada pengembangan/penciptaan relasi sosial orang dengan lingkungannya.
  • Jika seseorang sakit, dokter memandang bahwa ada bagian tubuh atau fisik orang tersebut yang terserang penyakit. Aktivitas atau upaya dokter akan difokuskan mengatasi atau menghilangkan penyakitnya. Seorang Pekerja Sosial memandang bahwa seseorang sakit karena ada perilakunya yang menyebabkan ia sakit. Aktivitas Pekerja Sosial akan difokuskan mengatasi perilaku yang menyebabkan sakit.
  • Jika seseorang kelaparan, maka aktivitas Pekerja Sosial difokuskan pada upaya supaya orang tersebut dapat memperoleh makanan (kecuali dalam kondisi kritis)
  • Orang (individu, kelompok, masyarakat) menghadapi masalah karena ada relasi atau interaksi antara orang tersebut dengan lingkungannya yang terganggu. Untuk memecahkan masalah, maka relasi atau interaksi yang terganggu tersebut harus diperbaiki atau disembuhkan.
Manusia dan Kebutuhannya

Manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri, tetapi membutuhkan manusia lain untuk mempertahankan dan mengembangkannya kehidupannya.

Antara manusia satu dengan manusia lain selalu terjadi interaksi sosial.  Interaksi sosial adalah hubungan/relasi sosial yang saling mempengaruhi.

Manusia dapat dipandang sebagai individu, kelompok, dan masyarakat.  Interaksi sosial dapat terjadi antara individu-kelompok, individu-masyarakat, kelompok-kelompok, kelompok-masyarakat, dan masyarakat-masyarakat.

Manusia itu multidimensi. Manusia bukan semata-mata sesosok tubuh atau dimensi fisik, tetapi padanya melekat dimensi psikis, dimensi sosial, dimensi spritual, dimensi ekonomi, dll.

Untuk dapat mempertahankan hidupnya, manusia mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi.  Sebagai makhluk multidimensional, maka kebutuhan -kebutuhan yang harus dipenuhi juga harus multidimensional.

Ada beberapa ahli yang mengemukakan kebutuhan-kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi.

Elizabeth Nicholds mengemukakan 4 kebutuhan dasar manusia, yaitu :
1. Kebutuhan kasih sayang
2. Kebutuhan untuk merasa aman
3. Kebutuhan untuk mencapai sesuatu
4. Kebutuhan agar diterima dalam kelompok

Laird & Laird mengemukakan 5 tingkat kebutuhan dasar manusia, yaitu :
1. Kebutuhan untuk hidup
2. Kebutuhan untuk aman
3. Kebutuhan untuk bertingkah laku sosial
4. kebutuhan untuk dihargai
5. Kebutuhan untuk melakukan pekerjaan yang disukai

Abraham H. Maslow mengemukakan 5 hierarki kebutuhan dasr manusia :
1. Kebutuhan fisik
2. Kebutuhan untuk rasa aman
3. Kebutuhan untuk menyayangi dan disayangi
4. Kebutuhan untuk penghargaan (dari dirinya dan dari orang lain)
5. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri dan berkembang


Fungsi Dasar Pekerjaan Sosial (Rex A. Skidmore & Milton G. Thackeray)
  • Restoration of impaired social functioning :
1. Curative aspects
Tindakan professional dilakukan untuk memecahkan masalah
2. Rehalibitative aspects
Tindakan dilakukan untuk memperbaiki kondisi klien yang rusak/terganggu agar kembali seperti semula

  • Provision of resources :
1. Developmental 
Tindakan profesional diarahkan untuk mengembangkan potensi atau kemampuan yang dipunyai klien
2. Educational
Tindakan profesional dilakukan dalam bentuk pendidikan pelatihan kepada klien
  • Prevention :
1. Prevention of problem
Tindakan profesional dilakukan untuk mencegah agar tidak terjadi masalah
2. Prevention of social ills
Tindakan profesional dilakukan untuk mencegah agar tidak terjadi penyakit-penyakit sosial

Pekerjaan Sosial sebagai profesi
  • Ernest Greenwood mengemukakan 3 syarat sebuah profesi, yaitu :
1. The body of knowledges
Sebuah profesi harus dibangun dari serangkaian ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan formal.
2. The profession organization
Para penyandang profesi ini terhimpun dalam organisasi profesi
3. The code of ethics
Ada nilai-nilai atau etik yang tersusun dalam kode etik yang mengatur atau membatasi kegiatan profesionalnya.
  • Pekerjaan Sosial memenuhi ketiga syarat di atas.
1. Di banyak negara terdapat pendidikan Pekerjaan Sosial, baik ditingkat bachelor hingga doctor. Di Indonesia terdapat pendidikan Pekerjaan Sosial dari tingkat sekolah menengah, yaitu SMK (dahulu Sekolah Menengah Pekerjaan Sosial atau SMPS di 19 ibukota propinsi, tingkat D-3 (Akademi Kesejahteraan Sosial atau AKS), D-4 (Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial atau STKS), S-1 (Jurusan Kesejahteraan Sosial di 21 perguruan tinggi, salah satunya UNPAD), dan S-2 (di UI, STKS dan UNPAD).
Pendidikan Pekerjaan Sosial ditingkat internasional tergabung dalam International Association of Social Work Education (IASWE), Asia Pasific Association of Social Work Education (APASWE). Di Indonesia pendidikan Pekerjaan Sosial tergabung dalam Ikatan Pendidikan Pekerjaan Sosial (IPPSI).

2. Di tingkat Internasional para Pekerja Sosial tergabung dalam organisasi profesi seperti International Association of Social Workers (IASWE), di USA ada National Association of Social Workers (NASW), di Indonesia ada Ikatan Pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI)

3. Di setiap negara, termasuk Indonesia, sudah tersusun kode etik Pekerjaan Sosial.


Pekerjaan Sosial sebagai Profesi Pemberian Pertolongan (Helping people to solve the problems)

  • Pekerjaan Sosial dibangun untuk membantu manusia/orang, baik secara individual, kelompok, maupun masyrakat, memecahkan masalahnya.
  • Ungkapan ini terkesan bahwa Pekerjaan Sosial hanya menangani orang yang bermasalah saja, artinya aktivitas profesional Pekerjaan Sosial baru dilakukan jika ada masalah (kuratif) atau dapat dikatakan bersifat residual. Pada mulanya memang begitu, namun sekarang tidak hanya seperti itu. Di samping yang bersifat residual, aktivitas profesional Pekerjaan Sosial juga bersifat institusional, yaitu aktivitas yang dilaksanakan untuk mengembangkan potensi dan kemampuan orang untuk mencegah terjadinya atau memperkecil potensi terjadinya masalah (preventif) atau untuk mewujudkan aspirasi yang lebih tinggi.
Pekerjaan Sosial bertujuan mengembangkan "keberfungsian Sosial" (social functioning)

  • Keberfungsian sosial atau social functioning didefenisikan sebagai :
"Suatu pernyataan (pengungkapan) interaksi antara manusia dengan lingkungan sosialnya yaitu sebagai hasil kegiatannya mengadakan hubungan dengan orang lain" (Profil Pekerja Sosial Profesional Indonesia Mitra Pembangunan Kesejahteraan Sosial, 2003 : 6)

  •  Keberfungsian sosial atau social functioning mencakup :
1. Kemampuan memenuhi Kebutuhan (Fisik, Sosial, Mental, dll)
Sebagai makhluk hidup yang multidimensional, maka kebutuhan seseorang juga multidimensional. Orang tidak cukup hanya memenuhi kebutuhan fisik saja (pangan, sandang, rumah dan kesehatan), tetapi orang juga harus memenuhi kebutuhan sosialnya, kebutuhan mentalnya, dll.
2. Kemampuan melaksanakan peranan sosialnya
Peranan sosial adalah tindakan/tingkah laku yang harus dilakukan oleh seseorang sesuai dengan Status Sosialnya. Status Sosial adalah kedudukan seseorang di dalam lingkungan sosial. Lingkungan Sosial adalah kesatuan sosial yang intensif.
Contoh :
Roy di lingkungan sosial keluarga berstatus sosial sebagai Kepala Keluarga, peranan sosial Roy sebagai Kepala Keluarga adalah memberi nafkah, melindungi, membimbing anggota keluarganya dll.
Roy di lingkungan sosial masyarakat berstatus sosial sebagai Ketua RT, peranan sosialnya adalah melaksankan tugas-tugas fungsi ketua RT.
3. Kemampuan memecahkan masalah
Manusia tidak "steril" dari masalah, artinya setiap orang pasti mempunyai masalah. Masalah adalah kondisi tidak mengenakkan yang harus diatasi atau dipecahkan. Masalah yang dihadapi manusia dapat berupa dapat berupa masalah yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan atau pelaksanaan peranan sosial. Dalam memecahkan masalahnya, orang harus memperhatikan nilai dan norma masyarakat.

  • Jika dokter memberikan kontribusi dalam mewujudkan kesejahteraan dengan menyembuhkan penyakit fisik atau memelihara kesehatan. Pekerjaan Sosial memberikan kontribusi dalam mewujudkan kesejahteraan dengan mengembangkan "social functioning". Artinya aktivis Pekerjaan Sosial diarahkan atau ditujukan agar manusia mampu memenuhi kebutuhannya (fisik, sosial, mental, dll), mampu melaksanakan peranan sosialnya, dan mampu memecahkan  masalahnya secara normative.

Setting Pekerjaan Sosial

  • Primary Setting
Aktivis profesional yang menempatkan profesi Pekerjaan Sosial sebagai profesi utama, sedangkan profesi lain sebagai profesi pendukung.
  • Secondary Setting
Aktivitas profesional yang menempatkan profesi Pekerjaan Sosial sebagai profesi pendukung dari profesi lain yang menjadi profesi utamanya.

Peranan Pekerja Sosial (Picard, 1999:27)
  • Outreach Worker
  • Broker
  • Advocate
  • Evaluator
  • Mobilizer
  • Teacher
  • Behavior Changer
  • Concultant
  • Community Planner
  • Data Manager
  • Administrator
  • Care Giver



KELOMPOK INTERVENSI


Kelompok yang digunakan dalam praktek SGW disebut kelompok intervensi, yaitu :
Kelompok yang sengaja dibentuk untuk kepentingan intervensi.
Jenis kelompok intervensi :

  • Kelompok percakapan
  • Kelompok rekreasi dan keterampilan
  • Kelompok pendidikan
  • Kelompok Self Help (Swadaya)
  • Kelompok Sosialisasi
  • Kelompok Pengambilan Keputusan dan Pemecahan Masalah
  • Kelompok Terapi
  • Kelompok Sensitivitas dan Pertemuan (Sensitivity and Encounter)
Brager and Specht
"CO/CD merupakan suatu metode intervensi yang melibat individu-individu, kelompok-kelompok, serta organisasi-organisasi sosial... berurusan dengan pengayaan, pengembangan dan/atau perubahan institusi-institusi sosial serta mencakup dua proses yang berhubungan, yaitu : merencanakan (yaitu mengidentifikasi wilayah masalah, mencari penyebab timbulnya masalah, serta merumuskan pemecahannya), dan mengorganisasikan (yaitu mengembangkan konstituen dan menyusun strategi-strategi yang diperlukan untuk tindakan yang direncanakan).
Gisela Konopka
 "SGW merupakan suatu metode dalam pekerjaan sosial yang melaksanakan fungsi pemberian bantuan, khususnya kepada individu-individu dalam kelompok-kelompok."
Friedlander :
Penelitian Pekerjaan Sosial : Penelitian yang sistematik dan kritis terhadap persoalan-persoalan di dalam praktek Pekerjaan Sosial

Sumber :
Ensiklopedia KS'08


Didedikasikan untuk :
  • JURUSAN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FISIP UNPAD
  • Seluruh Civitas Akademika KS Fisip Unpad Khususnya KS'08




CO/CD



Pengembangan Masyarakat

Pengembangan Masyarakat (PM)adalah salah satu metode pekerjaan sosial yang tujuan utamanya untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui pendayagunaan sumber- sumber yang ada pada mereka serta menekankan pada prinsip sosial. Pengembangan masyarakat memiliki sejarah panjang dalam literatur dan praktik pekerjaan sosial (Payne, 1995; Suharto, 1997). Menurut Johnson (1984), PM merupakan spesialisasi atau setting praktek pekerjaan sosial yang bersifat makro (macro practice). Meskipun PM memiliki peran penting dalam pekerjaan sosial, PM tidak hanya dilakukan oleh para pekerja sosial, juga menjadi bagian dari kegiatan profesi lain. Pemberdayaan masyarakat juga dilakukan oleh para sukarelawan dan aktivis pembangunan yang tidak dibayar.
Dalam diskursus akademis pekerjaan sosial, PM lebih dikenal sebagai community organization atau community development (CO/CD)(Gilbert dan Specht, 1981) atau Bimbingan Sosial Masyarakat (Soetarso, 1991). Di Australia, Inggris dan beberapa negara Eropa, PM disebut sebagai pekerjaan kemasyarakatan (Community work), penyembuhan sosial (social treatment), perawatan sosial (sosial care) (Twelvetrees, 1993; Payne, 1986).
PM dapat didefinisikan sebagai metode yang memungkinkan orang dapat meningkatkan kualitas hidupnya serta mampu memperbesar pengaruhnya terhadap proses- proses yang mempengaruhi kehidupannya (AMA, 1993). Secara khusus PM berkenaan dengan upaya pemenuhan kebutuhan orang- orang yang tidak beruntung atau tertindas, baik yang disebabkan oleh kemiskinan maupun oleh diskriminasi berdasarkan kelas sosial, suku, gender, jenis kelamin, usia, dan kecacatan.
PM memiliki focus terhadap upaya menolong anggota masyarakat yang memiliki kesamaan minat untuk bekerja sama, mengidentifikasi kebutuhan bersama dan kemudian melakukan kegiatan bersama untuk memenuhi kebutuhan tersebut. PM seringkali diimplementasikan dalam bentuk:
a)      Proyek –proyek PKS yang memungkinkan anggota masyarakat memperoleh dukungan dalam memenuhi kebutuhannya atau melalui
b)      Kampanye atau aksi sosial yang memungkinkan kebutuhan- kebutuhan tersebut dapat dipenuhi oleh pihak- pihak lain yang bertanggung jawab (Payne, 1995;165).
Istilah masyarakat dalam PM biasayana diterapkan terhadap pelayanan- pelayanan sosial kemasyarakatan yang membedakannya dengan pelayanan- pelayanan sosial kelembagaan. PM seringkali diartikan dengan pelayanan sosial gratis dan swadaya yang biasanya muncul sebagai respon terhadap melbarnya kesenjangan antara menurunnya jumlah pemberi pelayanan dengan meningkatnya jumlah orang yang membutuhkan pelayanan yang menggunakan pendekatan- pendekatan yang lbih bernuansa pemberdayaan (empowerment) yang memperhatikan keragaman pengguna dan pemberi pelayanan.


PERAN PEKSOS
            Mengacu pada Parsons, Jorgensen dan Hernandez (1994), ada beberapa peran pekerjaan sosial dalam pembibingan sosial. Lima peran di bawah ini sangat relevan diketahui oleh para pekerja sosial.

FASILITATOR
            Dalam literature pekerjaan sosial, peranan “fasilitator” sering disebut sebagai “pemungkin” (enabler). Keduanya bahkan sering dipertukarkan satu- sama lain. Barker (1987) memberi definisi pemungkin atau fasilitator sebagai tanggungjawab untuk membantu klien memjadi mampu menangani tekanan situasional atau transisional. Strategi- strategi khusus untuk mencapai tujuan tersebut meliputi: pemberian harapan, pengurangan penolakan dan ambivalensi, pengakuan dan pengaturan perasaan- perasaan, pengidentifikasian dan pendorongan kekuatan- kekuatan personal dan asset- asset sosial, pemilahan masalah menjadi beberapa bagian sehingga lebih mudah dipecahkan, dan pemeliharaan sebuah focus pada tujuan dan cara- cara pencapainnya. Pengertian ini didasari oleh visi pekerjaan sosialbahwa “setiap perubahan terjadi pada dasarnya dikarenakan oleh adanya usaha- usaha klien sendiri, dan peranan pekerja sosial adalah memfasilitasi atau memungkinkan klien mampu melakukan perubahan yang telah ditetapkan dan disepakati bersama” (Parsons, Jorgensen dan Hernandez ,1994). Kerangka acuan mengenai tugas- tugas yang dapat dilakukan oleh pekerja sosial:
·         Mendefinisikan keanggotaan atau siapa yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan kegiatan
·         Mendifinisikan tujuan keterlibatan
·         Mendorong komunikasi dan relasi, serta menghargai pengalaman dan perbedaan- perbedaan
·         Memfasilitasi keterkaitan dan kualitas sinergi sebuah sistem, menemukan kesamaan dan perbedaan
·         Memfasilitasi pendidikan, membangun pengetahuan dan ketrampilan
·         Mengidentifikasi masalah- masalah yang akan dipecahkan
·         Merancang solusi- solusi alternative
·         Mendorong pelaksanaan tugas
·         Memelihara relasi sistem


BROKER
            Dalam konteks pendampingan sosial, peran pekerja sosial sebagai broker tidak jauh berbeda dengan peran broker di pasar modal. Pemahaman pekerja sosial di sekitar lingkungannya menjadi sangat penting dalam memenuhi kebutuhan

Pengertian LSM
Organisasi yang tumbuh secara swadaya, atas kehendak dan keinginan sendiri, di tengah masyarakat, dan berminat serta bergerak dalam bidang lingkungan hidup.
 Sifat LSM